Sekarang pemerintah sedang berpacu dalam pembangunan
infrastuktur di seluruh Indonesia. Dalam sebuah proyek konstruksi, dalam proses
pembangunannya sesuai dengan acuan smk3 ataupun hse (csms) dalam istilah bidang
oil and gas. Program k3 proyek konstruksi adalah Sebagai implementasi program
K3 pada proyek konstruksi dapat kita bagi
menjadi beberapa hal elemen penting yang harus kita perhatikan, yaitu:
Dalam hal kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja konstruksi dan bidang lainnya. Pihak tim manajemen (hse
team) harus membuat kebijakan K3 yang akan menjadi landasan keberhasilan K3
dalam kegiatan proyek konstruksi. Isi kebijakan merupakan komitmen dan dukungan
dari manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3. Kebijakan K3 tersebut harus
direalisasikan kepada seluruh karyawan dan digunakan sebagai kesadaran
kebijakan proyek yang lain. Kebijakan yang dimaksud haruslah disahkan oleh top
level manajemen, dan kebijakan tersebut disosialisasikan oleh tim dan di
gantung (temple) di lokasi dimana selalu di lalui oleh karyawan proyek
tersebut. Hal ini dapat membantu pekerjaan tim hse yang di bentuk (MR) dalam
hal company atau sosialisasi HSE tersebut.
2. Administrasi dan Prosedur
Tim HSE yang telah di tunjuk
(minimal memiliki sertifikasi ahli K3) juga harus Menetapkan sistem organisasi
pengelolaan K3 dalam proyek serta menetapkan personil dan petugas yang
menangani K3 dalam proyek. Menetapkan prosedur, jobs desc atau SOP dan system
kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua yang terkait.
Kontraktor harus memiliki Organisasi yang
mempunyai K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. Tim
hse boleh saja menghire beberapa HSE officer untuk ditempatkan di beberapa
titik dari di area proyek tersebut. Hse officerlah yang akan memantau dan
melakukan control terhadap semua proses berjalannya proyek dan mengontol apakah
semua procedure dan sop yang telah di tetapkan terimplementasi di lapangan atau
tidak dan kendala apa yang ditemukan dilapangan.
3. Akses kepada penanggung jawab proyek.
Akses kepada penangung jawab
proyek maksudnya adalah Personal yang cukup yang bertanggung jawab langsung
dalam mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Personal ini sering kami sebut HSE manager atau Proyek Manager
(hanya masalah istilah penamaan saja). Personil project manajer atau hse
manajer disini harusnya personal telah lulus sertifikasi ahli K3 yang di
terbitkan oleh kemenaker RI dan pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangni
setiap jenis pekerjaan serta mengetahui system cara kerja aman untuk
masing-masing kegiatan. Hal ini penting biamana di lokasi terjadi sesuatu yang
tidak by design.
Manual K3 sebagai kebijakan K3
dalam perusahaan/proyek , Prosedur kerja akan sesuai dengan jenis pekerjaan
dalam kontrak yang sedang dikerjakan. Manual dokumen k3 ini akan menjadi acuan
dalam implementasi k3 itu sendiri.
Dokumen yang ada harus
disesuaikan dengan proyek yang ada. Di dikumen tersebut diantaranya berisikan
tentang sop, jobs desc, kpi , dokumen identifikasi bahaya , procedure evakusi,
schedule dan bukti laporan bulanan hse, morning breafing dan lain-lain.
Pencegahan lebih baik daripada
pengobatan, kalimat tersebut sangat klasik dan sangat lama sekali, tetapi
sampai sekarang itu masih relepan dengan kondisi sekaran, apalahi biaya berobat
tambah membengkak….he……..he………. Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus
dilakukan identifikasi bahaya, guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap
pekerjaan. Identifikasi bahaya dilakukan bersamaan dengan pengadaan pekerjaan
dan safety departemen atau P2K3. Identifikasi bahaya menggunakan teknik yang
sudah baru seperti check list, what if, how if, hazard dan sebagainya. Morning breafing adalah
salah satu upaya melakukan identifikasi bahaya.
Semua hasil identifikasi bahaya
harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan pedoman dalam melakukan setiap
kegiatan. Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap kegiatan pekerjaan
konstruksi yang meliputi:
1.
Tahap perencanaan (Design Phase)
2.
Pengadaan/ Pelelangan (Procurement)
3.
Konstruksi
4.
Pengujian dalam rangka serah terima
(Commisioning dan start up)
5.
Penyerahan kepada pemilik
6.
Masa pemeliharaan/perawatan bangunan
7.
Project Safety Review
Sesuai dengan perkembangan
proyek, dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan da
pelaksanaan pembangunannya. Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa
proyek dibangun dengan standar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan.
Bila diperlukan kontraktor harus melakukan project safety review untuk setiap
tahapan kegiatan kerja, terutama bagi kontraktor EPC (Engineering, Procurement,
Contruction). Projet safety review bertujuna untuk mengevaluasi potensi bahaya
dalam setiap tahapan project secara sistematis. Dari hasil review tersebut akan
melahirkan kesimpulan dan kesimpulan ini akan menjadi dokumen K3 di kemudian
hari, Mudah bukan???
Sudah wajib hukumnya, setiap
proyek (owner) membuat kebijakan dalam peningkatan SDM dengan pelatihan dan
pembinaan. Pembinaan dan pelatihan K3 untuk semua karyawan dari level terendah
sampai level tertinggi dan dilakukan suatu proyek dimulai dan dilakukan secara
berkala. Materi pembinaan dan pelatihan antara lain:
1- Awarness K3
- Training sertifikasi keahlian
- Kebijakan K3 Proyek
- Cara bekerja dengan aman
- Cara penyelamatan dan penanggulangan dalam
keadaan darurat.
- Dan lain lain.
Demikian kami share tentang
elemen-elemen program K3 apa saja yang
sangat dominan dalam mengerjakan sebuah proyek konstruksi. Semoga hal ini dapat
membantu para pihak pelaku bisnis konstruksi di Indonesia. Program K3 proyek konstruksi ini harus
berjalan, bilamana target ingin tercapai.
Detail tentang program k3 proyek
konstruksi ini silahkan menghubungi kami. Atau anda tertaring mendapatkan
sertifikasi iso 9001:2015 atau sertifikasi smk3 dari kemenaker RI atau
barangkali perusahaan anda bersiap-siap ikut prakualifikasi tender di oil and
tetapi terkendala dengan ketidakadannya dokumen csms atau hse plan? Contact kami
sekarang.
DP konsultan
Telp / Wa: 0813801
63185
Email : info@dpkonsultan.com
0 komentar:
Posting Komentar